Minggu, 16 April 2017

ETIKA BISNIS SOFTSKILL Tugas Etika Periklanan (Studi kasus: Iklan Lampu Shinyoku)



Ramadhanty Dwi Putri
18214880
3EA12
 
Pengertian iklan
Iklan Adalah Segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertent. Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu.
Menurut Rhenald Kasali (1995;3) dalam bukunya “ Manajemen Periklanan” iklan pertama kali dikenal melalui pengumuman – pengumuman yang disampaikan secara lisan, artinya dilaksanakan melalui komunikasi verbal. Karena disampaikannya secara lisan artinya dilaksanakan maka daya jankauannya sempit. Namun untuk ukuran ketika itu, iklan yang demikian sudah dianggap efektif. Selangkah lebih maju dari peradaban lisan, manusia mulai menggunakan sarana tulisan sebagai alat penyampaian pesan.ini berarti pesan iklan sudah dapat dibaca berulang-ulang dan dapat disimpan.
Dengandemikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak  pembuat iklan

Tujuan Iklan
Tujuan iklan (advertising goal) adalah tugas komunikasi khusus dan tingkat pencapaian yang harus dicapai dengan pemirsa tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan iklan dapat diklasifikasikan menurut tujuannya, sebagai berikut :
  • Iklan informatif. Bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang ada.
  • Iklan persuasif. Bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian produk atau jasa.
  • Iklan pengingat. Bertujuan menstimulasikan pembelian berulang produk dan jasa.
  • Iklan penguat. Bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka melakukan pilihan tepat.

Fungsi Iklan
Sonny Keraf membagi fungsi iklan dalam dua hal yaitu :
  1. Iklan sebagai pemberi informasi.
Iklan sebagai pemberi informasi artinya iklan adalah media yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Selain itu, bagi konsumen iklan adalah cara untuk membangun citra atau kepercayaan terhadap dirinya.
  1. Iklan sebagai pembentuk pendapat umum.
Iklan sebagai pembentuk pendapat umum dipakai oleh propagandis sebagai cara untuk mempengaruhi opini publik. Fungsi yang pertama dan kedua memiliki cara kerja yang kuat secara psikologis bagi calon konsumen. Jika sudah terbentuk dalam pola pikir yang melekat, maka itu akan membahayakan konsumen yang hanya tertarik pada alat-alat promosi.

Prinsip-prinsip Dasar Iklan
Prinsip-prinsip dasar iklan tersebut perlu diketahui sebelum membuat atau mengiklankan usaha bisnis agar iklan yang dibuat nantinya tidak melenceng dari tujuan. Ada beberapa prinsip dasar iklan antara lain :
  • Adanya pesan tertentu.
Dalam sebuah iklan, pasti ada pesan tertentu yang tersirat untuk pihak lain. Pesan yang disampaikan dalam sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan pesan nonverbal.Pesan verbal adalah pesan yang disampaikan dalam bentuk kata-kata. pesan verbal dapat disampaikan melalui media cetak ataupun audio visual.Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi ketika pesan yang disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan  gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata,  penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, simbol-simbol, serta  cara berbicara seperti intonasi, kualitas suara, gaya emosi dan lain sebagainya.
  • Dilakukan oleh komunikator (sponsor).
Ciri sebuah iklan adalah bahwa pesan tersebut dibuat dan disampaikan oleh komunikator atau sponsor tertentu secara jelas dan mempunyai makna.
  • Dilakukan dengan cara nonpersonal.
Nonpersonal artinya tidak dalam bentuk tatap muka secara langsung,  tetapi melalui sebuah media. Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media, baik itu media cetak atau audio visual seperti koran dan televisi.
  • Disampaikan untuk khalayak tertentu.
Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa pada dasarnya setiap kelompok memiliki keinginan, kebutuhan, karakteristik, dan keyakinan tertentu terhadap sesuatu. Dengan demikian, pesan yang diberikan harus dirancang khusus sesuai dengan target khalayak.
  • Dalam penyampain pesan dilakukan dengan cara membayar.
Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus dimaknai secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar uang, tetapi juga dengan cara barter berupa ruang, waktu, dan kesempatan.
  • Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu.
Semua iklan yang diciptakan dapat dipastikan memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu di tengah khalayak, misalnya saja agar khalayak mengikuti pesan iklan, seperti membeli produk tertentu dengan segera, setia menggunakan produk yang diiklankan dan lain sebagainya.

Klasifikasi iklan berdasarkan jenis
1.    Iklan Produk.
Iklan ini biasanya masuk dalam kategori konvensional. Berbagai perusahaan biasanya mengiklankan produknya kepada konsumen. Iklan produk ini semacam upaya untuk memberi tahu pada konsumen terhadap produk baru. Microsoft misalnya baru-baru ini meluncurkan Windows Vista. Untuk mengiklankan produk ini, kabarnya Microsoft mengeluarkan duit hingga milyaran dollar Amerika.
2.    Iklan Eceran.
Iklan kategori ini bersifat lokal dan berfokus pada toko. Misalnya saja, Anda sering menjumpai iklan-iklan di Carefoure yang menyampaikan produk murah. Iklan eceran berfokus pada tempat, harga, jam, dan ketersediaan barang.

3.    Iklan Korporat.
Jenis iklan ini befokus untuk membangun identitas korporasi atau untuk mendapatkan dukungan (opini) publik terhadap sudut pandang atau perubahan yang dilakukan sebuah perusahaan. PT Pertamina misalnya melakukan perubahan logo. Untuk itu, Pertamina melakukan iklan besar-besaran. Hal yang sama sebelumnya juga dilakukan Indosat dengan merubah logonya. Iklan korporat biasanya dibuat untuk membangun karakteristik baru atau citra baru dari sebuah perusahaan.
4.    Iklan Bisnis ke Bisnis.
 Iklan ini termasuk jenis iklan baru. Contoh yang sederhana untuk menggambarkan iklan macam ini adalah sebuah perusahaan ban yang mengiklankan diri pada perusahaan manufaktur mobil. Jadi, perusahaan ban itu mensponsori ban mobil yang dibuat.
5.    Iklan Politik.
Iklan politik ini muncul di Amerika. Biasanya digunakan dalam event-event politik. Namun, seringkali iklan politik lebih cenderung pada pembentukan citra ketimbang berbicara tentang isu-isu yang sedang dihadapi masyarakat. Tetapi bukan tidak mungkin iklan politik hanya dibuat para politisi. Pemerintah Malaysia dan Thailand pada tahun 1998 juga membuat iklan politik. Mereka meluncurkan kampanye periklanan untuk memperbaiki reputasi mereka yang menguap dan mengembalikan investor yang hilang.
6.    Iklan Direktori.
Jenis iklan ini biasanya terdapat dalam direktory yellow pages. Iklan direktori ini unik karena ada kecenderungan para penggunanya siap membeli produk atau jasa ketika membuka direktori.
7.    Iklan Respon Langsung.
Iklan kategori ini melibatkan komunikasi dua arah antara pengiklan dan konsumen. Periklanan ini menggunakan sembarang media periklanan (pos, televisi, koran atau majalah), dan konsumen dapat menanggapinya, sering kali lewat pos, telepon atau faks. Banyak perusahaan memperbolehkan konsumen menanggapinya secara online. Sebagai contoh, Majalah Time menggunakan iklan televisi untuk periklanan respon langsung. Iklan tersebut mengajak para pemirsa menelepon satu nomor bebas pulsa untuk berlangganan majalah atau meminta informasi lebih lanjut. Serupa dengan itu, perushaan menggunakan kartu-kartu yang disisipkan ke dalam rak-rak penjualan yang dengan sendirinya merupakan mekanisme tanggapan. Konsumen hanya perlu mengisinya dan mengeposkan tanpa prangko untuk mendapatkan kiriman ke rumah.

8.    Iklan Layanan Masyarakat.
Iklan ini dirancang beroperasi untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para profesional periklanan, dengan ruang dan waktu iklan merupakan hibah oleh media.
9.    Iklan Advokasi.
Iklan jenis ini berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klarfisikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat. Perusahaan yang menerapkan strategi periklanan pada masalah sosial seperti konservasi alam semakin bertambah banyak.

Pengertian Etika
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai  dan  moral  pribadi  perorangan  dan  konteks  sosial menentukan  apakah  suatu  perilaku  tertentu  dianggap  sebagai  perilaku  yang  etis  atau  tidak etis.
Menurut Magnis-Suseno menyatakan bahwa etika dan ajaran moral tidak berada disatu tingkat yang sama. Ajaran moral menetapkan bagaimana manusia harus hidup, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak. Sedangkan etika membantu seseorang untuk mengerti mengapa ia harus mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana ia dapat mengambil sikap yang bertanggungjawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.

Pengertian Estetika
Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas masalah tingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk). Sedangkan estetika membahas tentang indah atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran yang berlaku umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Yang jelas dalam hal ini adalah karya seni manusia atau mengenai alam semesta ini. Seperti dalam etika dimana kita sangat sukar untuk menemukan ukuran itu bahkan sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran perbuatan baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia. Estetika juga menghadapi hal yang sama, sebab sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran yang dapat berlaku umum mengenai ukuran indah itu. Dalam hal ini ternyata banyak sekali teori yang membahas mengenai masalah ukuran indah itu.  Zaman dahulu kala, orang berkata bahwa keindahan itu bersifat metafisika (abstrak). Sedangkan dalam teori modern, orang menyatakan bahwa keindahan itu adalah kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis dengan hakikat yang sebenarnya bersifat tetap.

Iklan yang Berestetika
  • Estetis. Estetis berkaitan dengan kelayakan, kepada siapa iklan itu ditujukan siapa target marketnya, siapa target audiennya, kapan iklan terebut harus ditayangkan.
  • Estetika. Berkaitan dengan keindahan. Selain nilai etis iklan juga harus mengandung daya tarik seni, estetika.
Agar iklan itu match, dan tidak membosankan selain itu iklan dengan estetika yang baik, juga akan mengundang daya tarik khalayak (desire) untuk memperhatikan iklan tersebut dan kemudian melakukan action membeli dan menggunakan produk tersebut.

Penilaian Etis Terhadap Iklan
Prinsip-prinsip etis memang  penting,  tapi  tersedianya  prinsip-prinsip  etis  ternyata  tidak  cukup  untuk menilai  moralitas  sebuah  iklan.
Menurut Bertens, ada  beberapa  faktor  yang  harus dipertimbangkan dalam menerapkan prinsip-prinsip etis dalam periklanan :
  • Maksud si pengiklan.

Penilaian  etis  atau  tidaknya  suatu iklan  tentu  saja  berkorelasi  kuat dengan  maksud  si pengiklan, apabila maksud si pengiklan sudah tidak baik, maka sudah dapat dipastikan bahwa iklannya pun juga akan  sulit  dianggap  etis  oleh masyarakat.
  • Isi iklan.
Selain  maksud  si  pengiklan,  suatu iklan akan menjadi tidak etis apabila isi  iklan  tersebut  kurang  baik, misalnya saja iklan tentang minuman keras,  terutama  apabila  disiarkan  di Negara  yang  menjunjung  tinggi  adat ketimuran  seperti  Indonesia  ini.  Ada juga  kontroversi  iklan  mengenai produk  yang  merugikan  kesehatan masyarakat,  apalagi  kalau  bukan rokok.  Pemerintah  dapat  mengambil tindakan  tegas  untuk  melarang  iklan rokok  yang  ada  dengan  tujuan  agar masyarakat  tidak  terpengaruh  oleh rokok,  terutama  generasi  muda  dan remaja. Namun di  sisi  lain  rokok boleh  diperjualbelikan  dengan  legal, tentunya  akan  menuai  banyak  protes ketika iklan  tentang  rokok  dilarang. Dalam  hal seperti ini konsumen sendirilah yang harus memfilter iklan-iklan tersebut, dapat mempertimbangkan penggunaannya bagi  kesehatannya,  terutama  resiko yang  didapat  daripada  manfaat  yang diperoleh.
  • Keadaan publik yang tertuju.
Dalam  membuat  iklan,  pastilah  sang produsen menargetkan iklannya tepat sasaran,  yaitu  tepat  mengena  pasar konsumen  tertentu  yang  dituju, misalnya  iklan  mobil  menargetkan iklannya  dapat  menarik  bagi masyarakat  golongan  menengah  ke atas  (karena  secara  realitas merekalah  yang  mampu  membeli). Hal  ini  apabila  penyampaiannya kurang  tepat,  maka  dapat menimbulkan  perkara  etika  bagi golongan  masyarakat  dibawahnya. Apakah  etis  jika  ada  iklan  tentang mobil  yang  mewah  di tengah-tengah keadaan  masyarakat  yang  sedang kacau  dan  mayoritas  berada  di bawah  garis  kemiskinan ? Karena dengan  adanya  iklan  semacam  ini, maka garis pemisah antara penduduk kaya  dan  miskin  akan  semakin  tebal.
  • Kebiasaan di bidang periklanan.
Periklanan  selalu  dipraktekkan dalam  rangka  suatu  tradisi,  dimana dalam  tradisi  itu,  orang  sudah  biasa dengan  cara  tertentu  disajikannya iklan.  Sudah  ada  aturan  main  yang disepakati  secara  implisit  atau eksplisit  dan  yang  seringkali  tidak dapat  dipisahkan  dari  etos  yang menandai  masyarakat  itu.

CONTOH KASUS
Shinyoku versi Romy Rafael :Target produk Shinyoku versi Romy Rafael adalah para masyarakat umum yang memang saat ini perlu memakai lampu yang memiliki kualitas dan sesuai harapan dari segi kemampuan lampu itu sendiri. Khusunya dengan meluncurkan produk dalam kemasan yang menarik pada pembungkusnya melalaui gabar lampu yan terag apalagi figurnya adalaha Romy Rafael yang cukup terkenal. Ditambah lagi dengan harga yang terjangkau sehingga target market produk ini yaitu masyarakat seara umum. 
TEORI
Iklan yang tayang yaitu iklan Lampu merk Shinyoku yang diperankan oleh Romy Rafael. Masyarakat menengah ke bawah, yang menginginkan lampu terang, hemat, serta  murah. Dengan menggunakan seorang pesulap / mentalist sebagai bintang iklannya dan dia memainkan trik sulap yang tiba-tiba lampunya menyala dengan terang, serta dengan ucapan yang sangat meyakinkan penonton dengan kata-kata “paling terang, paling hemat, dan paling kuat.

Untuk iklan lampu merk Shinyoku versi Romy Rafael pelanggaran EPI yang ditemukan adalah penayangan pernyataan superlatif di dalam iklan tersebut berupa pernyataan : “paling terang, paling hemat, dan paling kuat.” Pernyataan superlatif di dalam iklan melanggar EPI BAB IIIA No. 1.2.2 yang menyatakan bahwa: ” Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, “top, atau kata-kata berawalan “ter” dan atau yang bermakna sama, tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dan otoritas terkait atau sumber yang otentik.

KPI Pusat juga mengingatkan kepada para pembuat iklan dan televisi bahwa dalam Pasal 49 ayat (1) Standar Program Siaran (SPS) KPI Tahun 2009 telah dinyatakan bahwa iklan wajib berpedoman kepada EPI. Selanjutnya KPI Pusat meminta kepada semua stasiun TV untuk mematuhi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) Tahun 2009 dan EPI.
                                                               
ANALISIS

            Menurut saya, apa yang dilakukan iklan lampu  merk Shinyoku tersebut  sudah menyalahi aturan yang sudah tertulis jelas dalam aturan periklanan yang dibuat. Mungkin dalam segi pemasaran itu tidak masalah, karena hal itu menjadi salah satu strategi pemasaran perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk dan untuk mendapatkan profit yang melimpah. Tetapi jika dilihat dari sisi beretika bisnis, mungkin mereka dianggap telah melanggar/melenceng  dari etika. Sebab dalam kasus ini berarti mereka saling serang – menyerang dalam menjatuhkan produk lawan, dan itu sudah dianggap melenceng dari etika bisnis.

Sumber
Aruni, Anum. Periklanan. Dalam  https://anumaruni.wordpress.com/2010/05/09/periklanan/
Buhori, Iman. 2012, Ironi fenomena klinik Tong Fang yang menyesatkan. Dalam http://www.merdeka.com/peristiwa/ironi-fenomena-klinik-tong-fang-yang-menyesatkan.html
Google, Klasifikasi iklan berdasarkan jenis. 2010. Dalam http://gemapariwara.blogspot.com/2010/01/klasifikasi-iklan-berdasarkan-prinsip.html
Google, Prinsip-prinsip dasar iklan. 2011. Dalam http://gemapariwara.blogspot.com/2011/04/prinsip-prinsip-dasar-iklan.html

 http://www.pariwaraindonesia.com/index.php/id/suara/opini/item/191-tentang-iklan-yang-melanggar-kode-etik
Keraf, Sonny. 2008. Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.
Monlee & Carla Johnson. , 1999. Principles of Advertising:A Global Perspektive, The Haworth Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar