Pada dasarnya, hal yang menonjol dari
seorang manusia itu ialah moralnya. Jika seorang manusia memiliki moral yang
baik, maka tentunya manusia itu sudah pasti memiliki akhlak yang baik pula.
Kita sebagai manusia juga disebut sebagai khalifah di bumi, seperti yag
terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 30 yang memiliki arti: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Dari ayat tersebut kita dapat
simpulkan bahwa yang dimaksud dengan khalifah ialah manusia
diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi,
seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya,
perikanannya dan manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi
untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka
sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar
dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman
kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.
Manusia itu sendiri terdiri dari 2
unsur, yaitu roh (jiwa) dan jasmani. Di
dalam jiwa manusia terdapat akal, hati dan kehendak. Namun, tidak hanya manusia
saja yang memiliki jiwa. Seperti yang ada di dalam Al-qur’an, yaitu 3 hal yang memiliki jiwa
diantaranya:
1.
Nafs
nabati (tumbuhan)
2.
Nafs
hewani (hewan)
3.
Nafs
nisani (manusia)
Tumbuhan, hewan, dan manusia sama-sama memiliki jiwa. Namun, yang membedakan manusia dengan yang lainnya ialah karena manusia memiliki akal, hati dan kehendak. Dengan akal, hati dan kehendak yang dimiliki manusia ini jugalah yang mengangkat manusia itu sendiri menjadi khalifah di muka bumi dan menciptakan kepribadiannya. Tidak hanya itu, dengan akal, hati dan kehendak, manusia dapat membangun rencana-rencana hidupnya untuk menuntukan jalan hidupnya serta kebabasan yang dihendakinya.
Berbicara tentang kebebasan,ada 2 macam yang menyangkut kebebasan individu yaitu kebebasan rohani dan kebebasan jasmani.
Contoh yang paling jelas dalam
kebebasan rohani ini ialah ketika kita ingin membeli sesuatu dengan harga Rp
5000 lalu kita membayarnya dengan Rp 10.000 maka seharusnya si penjual
mengembalikan uangnya sebesar Rp 5000. Namun, yang terjadi si penjual
mengembalikannya sebesar Rp 15.000 karena mungkin si penjual menganggap kita
membayarnya dengan uang Rp 20.000.
Disinilah, kita harus menentukan diri kita terhadap kebebasan dalam suatu
pilihan. Dimana kita harus mengembalikan uang yang lebih itu kepada si penjual atau mengambil semua uang
itu yang dapat dikatakan pula kita mengambil hak dari orang lain. Dari contoh
itulah kita lebih memahami arti dari hakikat kebebasan seorang manusia. selanjutnya ialah contoh dari kebebasan
jasmani.
Contoh dari kebebasan jasmani itu
seperti kebebasan kita menggerakkan tangan, badan , dll. Namun, kebebasan
jasmani ini bersifat terbatas. Tetapi dengan akal, keterbatasan itu dapat
dipenuhi. Misalkan seperti, kita sebagai manusia tentunya sudah dikodratkan
tidak bisa terbang layaknya burung. Namun, dengan akal manusia ini dapat
menciptakan pesawat sehingga kita bisa merasakan rasanya terbang bahkan
melampaui seekor burung.
Disamping itu, terdapat penyataan
bahwa kewajiban & tanggungjawab hanya bisa jalan kalau manusia mengandaikan
suatu kebebasan. Dari pernyataan itu timbul lah suatu pertanyaan “Apakah Allah
memberikan kewajiban dan tanggungjawab hanya semata-mata untuk membebankan
manusia?”. sesungguhnya, kewajiban yang Allah berikan itu memiliki tujuan yang
akan membahagiakan hidup kita kelak. Kewajiban-kewajiban itu seperti shalat 5
waktu, patuh kepada kedua orang tua, menghormati oranglain, sedekah kepada
orang yang tidak mampu,berpuasa dibulan ramadhan dan masih banyak lagi. Dari
kewajiban-kewajiban itulah yang akan menghantarkan kita kepada kebahagiaan di
kemudian hari.
Dari materi ini kita dapat menggaris
besarkan bahwa manusia merupakan makhluk yang diberikan anugrah kebebasan dari
Allah SWT karena manusia memiliki kebebasan rohani dan juga jasmani yang dimana
kebebasan rohani ini terletak harkat martabat manusia karena dalam rohani kita
memiliki akal, hati dan juga kehendak. Dalam kebebasan manusia ini, memiliki
arti bahwa kita sebagai manusia bebas memilih pilihan yang tentunya diharapkan
rohani dan jasmani kita itu digunakan untuk melaksanakan kebebasan dengan pilihan
yang baik untuk diri kita dan tidak merugikan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar