Senin, 25 Mei 2015

MANUSIA (KEBEBASAN INDIVIDU)



Pada dasarnya, hal yang menonjol dari seorang manusia itu ialah moralnya. Jika seorang manusia memiliki moral yang baik, maka tentunya manusia itu sudah pasti memiliki akhlak yang baik pula. Kita sebagai manusia juga disebut sebagai khalifah di bumi, seperti yag terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 30 yang memiliki arti: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”  Dari ayat tersebut kita dapat simpulkan bahwa yang dimaksud dengan khalifah ialah manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.
Manusia itu sendiri terdiri dari 2 unsur, yaitu roh (jiwa) dan jasmani.  Di dalam jiwa manusia terdapat akal, hati dan kehendak. Namun, tidak hanya manusia saja yang memiliki jiwa. Seperti yang ada di dalam  Al-qur’an, yaitu 3 hal yang memiliki jiwa diantaranya:
1.    Nafs nabati (tumbuhan)
2.    Nafs hewani (hewan)
3.    Nafs nisani (manusia)

Tumbuhan, hewan, dan manusia sama-sama memiliki jiwa. Namun, yang membedakan manusia dengan yang lainnya ialah karena manusia memiliki akal, hati dan kehendak. Dengan akal, hati dan kehendak yang dimiliki manusia ini jugalah yang mengangkat manusia itu sendiri menjadi khalifah di muka bumi dan menciptakan kepribadiannya. Tidak hanya itu, dengan akal, hati dan kehendak, manusia dapat membangun rencana-rencana hidupnya untuk menuntukan jalan hidupnya serta kebabasan yang dihendakinya.          
Berbicara tentang kebebasan,ada 2 macam yang menyangkut kebebasan individu yaitu kebebasan rohani dan kebebasan jasmani.
Contoh yang paling jelas dalam kebebasan rohani ini ialah ketika kita ingin membeli sesuatu dengan harga Rp 5000 lalu kita membayarnya dengan Rp 10.000 maka seharusnya si penjual mengembalikan uangnya sebesar Rp 5000. Namun, yang terjadi si penjual mengembalikannya sebesar Rp 15.000 karena mungkin si penjual menganggap kita membayarnya dengan  uang Rp 20.000. Disinilah, kita harus menentukan diri kita terhadap kebebasan dalam suatu pilihan. Dimana kita harus mengembalikan uang yang lebih itu  kepada si penjual atau mengambil semua uang itu yang dapat dikatakan pula kita mengambil hak dari orang lain. Dari contoh itulah kita lebih memahami arti dari hakikat kebebasan seorang manusia.  selanjutnya ialah contoh dari kebebasan jasmani.
Contoh dari kebebasan jasmani itu seperti kebebasan kita menggerakkan tangan, badan , dll. Namun, kebebasan jasmani ini bersifat terbatas. Tetapi dengan akal, keterbatasan itu dapat dipenuhi. Misalkan seperti, kita sebagai manusia tentunya sudah dikodratkan tidak bisa terbang layaknya burung. Namun, dengan akal manusia ini dapat menciptakan pesawat sehingga kita bisa merasakan rasanya terbang bahkan melampaui seekor burung.
Disamping itu, terdapat penyataan bahwa kewajiban & tanggungjawab hanya bisa jalan kalau manusia mengandaikan suatu kebebasan. Dari pernyataan itu timbul lah suatu pertanyaan “Apakah Allah memberikan kewajiban dan tanggungjawab hanya semata-mata untuk membebankan manusia?”. sesungguhnya, kewajiban yang Allah berikan itu memiliki tujuan yang akan membahagiakan hidup kita kelak. Kewajiban-kewajiban itu seperti shalat 5 waktu, patuh kepada kedua orang tua, menghormati oranglain, sedekah kepada orang yang tidak mampu,berpuasa dibulan ramadhan dan masih banyak lagi. Dari kewajiban-kewajiban itulah yang akan menghantarkan kita kepada kebahagiaan di kemudian hari.
Dari materi ini kita dapat menggaris besarkan bahwa manusia merupakan makhluk yang diberikan anugrah kebebasan dari Allah SWT karena manusia memiliki kebebasan rohani dan juga jasmani yang dimana kebebasan rohani ini terletak harkat martabat manusia karena dalam rohani kita memiliki akal, hati dan juga kehendak. Dalam kebebasan manusia ini, memiliki arti bahwa kita sebagai manusia bebas memilih pilihan yang tentunya diharapkan rohani dan jasmani kita itu digunakan untuk melaksanakan kebebasan dengan pilihan yang baik untuk diri kita dan tidak merugikan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar